ABM Investama Preloader

Article

Disokong Anak Usaha, Laba ABM Melonjak 226%

Image

VIVAnews - Perusahaan energi terintegrasi dengan fokus sumber daya, jasa dan infrastruktur, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menargetkan pertumbuhan pendapatan 50 persen pada tahun 2012 atau menjadi Rp9,945 triliun.

Selama tahun 2011, ABM mencatat lonjakan pertumbuhan laba bersih sebesar 226 persen atau Rp415,74 miliar. Pencapaian laba bersih ini melonjak lebih dari dua kali lipat dari pencapaian 2010 sebesar Rp127,32 miliar.

Sedangkan posisi aset ABM pada Desember 2011 pun meningkat 102 persen menjadi Rp9,88 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,89 triliun.

Presiden Direktur ABM Investama, Andi Djajanegara, mengatakan, target pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 50 persen dipicu oleh pertumbuhan penjualan yang kuat dari anak usaha ABM.

"Keberhasilan Reswara dalam mendukung operasional perusahaan dibuktikan melalui kemampuan Reswara untuk mengamankan kontrak jangka panjang dengan pembeli utama," kata Andi, dalam konferensi pers, di Hotel Ritz Carlton, kawasan SCBD, Jakarta, Selasa 3 April 2012.

Menurut Andi, anak usaha ABM PT Reswara Minergi Hartama (Reswara) mulai mengoperasikan pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan (Kalsel). Selain itu, perusahaan juga memastikan pembangunan infrastruktur pertambangan batu bara di Aceh yang diharapkan rampung pada semester II 2013.

Dari kedua tambang tersebut, ABM memperkirakan total cadangan batubara sekitar 221 juta ton.

Kontribusi pendapatan ABM Investastama juga berasal dari anak usaha lainnya, PT Cipta Kridatama (CK) yang bergerak di segmen jasa kontraktor tambang. Anak perusahaan ini menyumbang 40 persen atau Rp2,955 triliun pada pendapatan ABM Investama selama 2011

Sementara anak usaha yang bergerak di bidang jasa penyedia kelistrikan PT Sumberdaya Sewatama (Sewatama) tercatat membukukan penjualan Rp1,006 triliun per Desember 2011.

"ABM dalam periode 2011-2015 menargetkan pertumbuhan rata-rata pendapatan akan mencapai 25 persen," ungkapnya.

Target ini, lanjut Andi, ditopang oleh pertumbuhan kuat anak usaha perusahaan dalam volume pernjualan, harga jual serta tingkat marjin profitabilitas di semua segmen termasuk penjualan batubara, jasa kontraktor tambang, penyedia jasa kelistrikan, logistik terintegrasi dan jasa engineering.

"Untuk mendukung rencana pertumbuhan tersebut, ABM telah mengalokasikan belanja modal di 2012 sebesar US$335 juta. Dana itu bersumber dari hasil IPO tahun lalu dan sisanya bersumber dari pinjaman," ujarnya.

Copyright : VIVAnews (Syahid Latif, Sukirno)