ABM Investama Preloader

Article

Bisnis Listrik Topang Kinerja ABM

Image

Koran Jakarta | Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) berhasil mempertahankan kinerjanya di tengah turunnya harga batu bara dunia. Pertumbuhan bisnis listrik perusahaan energi terintegrasi ini mampu menopang kinerja ABM di tengah turunnya pendapatan dari bisnis terkait batu bara.

Laba bersih ABM di kuartal III-2013 tercatat positif walaupun turun sedikit, 14,05 persen, menjadi 16,4 juta dollar AS, sedangkan pendapatan perseroan turun tipis 8,5 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya di 655,34 juta dollar AS menjadi 599,64 juta dollar AS.

Direktur Keuangan ABM, Willy Adipradhana, menjelaskan turunnya kinerja disebabkan oleh penurunan harga komoditas tambang batu bara. Namun, pendapatan masih cukup stabil akibat kenaikan kapasitas listrik yang diproduksi oleh anak usaha, PT Sumberdaya Sewatama.

"Sewatama sepanjang 2013 berhasil meningkatkan praduktivitas listrik terpasang rata-rata menjadi 1.021 megawatt (mw) dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yakni 972 mw. Hal tersebut memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasi Perseroan," katanya, kemarin.

Kenaikan kapasitas ini telah memberikan sumbangan kepada pendapatan usaha sebesar 101,18 juta dollar AS, dengan rata-rata harga jual 274,11 rupiah/kwh. Saat ini, pendapatan Sewatama berkontribusi 16,87 persen dari total pendapatan ABM.

Lebih lanjut, dia menjelaskan pendapatan Sewatama meningkat 11,4 persen menjadi 1,03 triliun rupiah dari sebelumnya 922,86 miliar rupiah. Ini mendorong arus kas dari aktivitas operasional meningkat 33,4 persen menjadi 420,13 miliar rupiah, dari sebelumnya 314,97 miliar rupiah.

"Tahun ini, porsi segmen penyedia jasa penyedia kelistrikan berada di kisaran 18 persen dan akan kami ringkatkan secara bertahap. Langkah ini untuk memperkuat struktur pendapatan dan kinerja perseroan," jelas Willy.

Batu Bara

Di bisnis batu bara, anak usaha ABM, PT Reswara Minergi Hartama, terus mempertahankan kinerja operasionalnya agar siap di dalam kondisi makro komoditas yang lebih baik. ABM tetap optimistis bahwa energi masih menjadi komoditas utama yang dibutuhkan ekonomi dunia. Willy menjelaskan produksi tambang-tambang anak usaha Reswara, PT Tunas Inti Abadi (TIA), meningkat dalam 3 bulan terakhir (Juli-September 2013), dari 289 ribu ton di bulan Juli menjadi 380,7 ribu ton di bulan September sehingga penjualan batu bara TIA pada 3 bulan terakhir tercatat 988,3 ribu ton.

"Jadi penjualan TIA selama 2013 adalah 3,8 juta ton atau naik 24 persen dari tahun lalu, sedangkan produksinya 3,4 ton atau naik 62 persen," jelasnya. Harga jual rata-rata batu bara TIA dalam tahun ini adalah 39,4 dollar AS/ton, sementara biaya kasnya (cash cost) 32,8 dollar AS/ton. Dapat dikatakan bahwa TIA tetap memberikan arus kas bagi ABM. nse/E-11