ABM Investama Preloader

Article

Sewatama Bangun Dua PLTMH US$ 30 Juta

Image

Kontan (Agustinus Beo da Costa) | Jakarta - Perusahaan penyedia solusi, ketenagalistrikan terpadu PT Sumberdaya Sewatama akan membangun dua pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH). Pembangkit tersebut akan dibangun di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dengan kapasitas masing-masing 7,5 Megawatt (MW).

Direktur Utama PT Sumberdaya Sewatama N Hasto Kristijono mengatakan, saat ini, perusahaan sedang menunggu kajian kelayakan operasi (KKO) dan kajian kelayakan finansial (KKF) dari PT Perusahan Listrik Negara (PLN) untuk membangun dua pembangkit tersebut. "Setelah KKO dan KKF ini, kami akan dapat semacam penunjukan oleh PLN," imbuh Kristijono, Rabu (27/11).

Setelah proses kajian usai, kata dia, Sewatama dan PLN akan segera menandatangani perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) dana beberapa bulan kedepan. Nantinya, tarif listrik akan ditentukan berdasarkan feed in tarif yang sudaji ditetapkan pemerintah.

Selain itu. Hasto mengatakan, pihaknya juga sudah mendapatkan izin prinsip dan izin lokasi pembangunan PLTMH dari pemerintah daerah setempat. Sedangkan izin pinjam pakai lahan hutan tidak dibutuhkan karena memang lokasi pembangunan PLTMH itu tidak berada di kawasan hutan. Apalagi, lahan yang dibutuhkan untuk PLTMH ini tidak besar.

Teknologi yang akan digunakan Sewatama berasal dari Eropa Timur.

Soal perizinan, sejauh ini Sewatama tidak masalah. Sebab, ada prosedur yang harus dilewati. "Misalnya, sosialisasi pada masyarakat untuk memastikan mereka menerima dengan baik, merelakan lahan diakuisisi. Kita kerjakan semuanya dengan cara kekeluargaan," terang dia.

Nilai investasi untuk dua pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran sungai sebagai penggerak turbin ini diperkirakan mencapai US$ 30 juta atau sekitar US$ 2 juta per MW. Dana sebesar itu, kata Hasto, terbilang kecil untuk sebuah proyek pembangkit listrik.

Karena itu, ia memastikan pemsahaan tidak akan mengalami kesulitan pendanaan. Sumber dana untuk pembangunan dua PLTMH ini berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Hasto memperkirakan investasi pembangunan dua PLTMH itu akan kembali atau pay back dalam 5 tahun-7 tahun ke depan.

Untuk pembangunan dua PLTMH ini, kata Hasto, pihaknya menggandeng badan usaha milik daerah setempat. Sedangkan teknologinya diimpor dari Eropa Timur. "Anak usaha kami sudah melakukan penandatanganan joint venture agreement dengan BUMD di Kabupaten Gowa, yang di Tana Toraja sudah," kata dia.