ABM Investama Preloader

Article

ABM Investama Bukukan Penjualan US$ 723,6 juta

Image

Kontan.co.id | Jakarta  Harga batubara yang meredup membuat kinerja perusahaan-perusahaan di sektor ini terkena dampaknya. Salah satunya PT ABM Investama Tbk. Sepanjang tahun lalu, emiten berkode bursa ABMM ini membukukan rugi bersih sebesar US$ 113,7 juta. Hal itu dikarenakan adanya penyesuaian non-tunai dari asset impairment dan provisi tagihan. Dari sisi penjualan, ABMM sejatinya masih mampu membukukan pendapatan sebesar US$ 723,6 juta dengan EBITDA sebesar US$106,6 juta.

Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara mengatakan, adanya kelebihan pasokan di pasar batubara thermal dunia telah menyebabkan penurunan harga batubara selama 2014. Di samping itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China turut menyebabkan pelemahan harga batubara thermal dunia. Meski demikian, Andi optimis secara jangka panjang fundamental bisnis batubara di Indonesia masih cukup menjanjikan, seiring dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara di dalam negeri. Selain itu, pada tahun ini, pemerintah akan mulai program pembangunan proyek listrik 35 ribu MW, di mana sebagian besar akan menggunakan energi batubara.

Di pasar global, permintaan dari India sebagai salah satu pasar utama batubara ABM Investama, terus menunjukkan peningkatan di tahun 2014. Tingginya pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara diyakini akan mendorong permintaan batubara India di tahun 2015. Untuk mengoptimalkan peluang pasar, baik domestik dan ekspor, ABM akan terus melakukan inisiatif ke pasar-pasar yang baru dan memperkuat rantai bisnis menjadi semakin efisien. “Kami percaya masa depan batubara Indonesia masih cukup baik. Untuk menghadapi tantangan pasar, ABM akan terus mempertahankan keunggulan operasional, menjaga kas dan mengembangkan usaha, terutama dengan memperkuat sinergi di seluruh lini usaha perusahaan. Manajemen memiliki komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan nilai perusahaan demi memberikan nilai tambah yang optimal kepada para shareholder dan stakeholder perusahaan, " ujar Andi dalam rilisnya, Selasa 931/3).

Sumber