ABM Investama Preloader

Article

Tiga Emiten Energi Terintegrasi Dorong Kontribusi Segmen Ketenagalistrikan

Image

Indonesia Finance Today | Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), tiga emiten energi terintegrasi menargetkan peningkatan kontribusi pen­dapatan dari segmen usaha ketenagalistrikan. Ketiga emiten tercatat mengalokasikan belanja modal cukup besar untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya.

Manajemen ABM Investama menargetkan peningkatan kontri­busi pendapatan dari segmen ketenagalistrikan menjadi 25% pada 2018 atau 2019 dibandingkan dengan kontribusi hingga akhir 2014 sebesar 19,2%.

Peningkatan kontribusi segmen usaha ketenagalistrikan akan didorong peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang dimiliki anak usaha perseroan, PT Sumberdaya Sewatama. Kapasitas pembangkit listrik perseroan akan ditingkatkan sebesar 100-110 megawatt (MW) pada tahun ini dari kapasitas existing PLTD sebesar 1.100 MV.

"Ini kami lakukan dengan maintenance pembangkit, sehingga kapasitas bertambah. Belanja modal kami 2015 juga akan banyak didurong untuk peningkatan kapa­sitas pembangkit listrik," kata Yovie Priadi, Direktur ABM Investama kepada IFT, pekan lalu.

Namun, proyek-proyek ketenagalistrikan di luar PLTD pada tahun ini belum bisa berkontribusi karena masih dalam tahap pengembangan. Perseroan melalui Sewatama tercatat mengembangkan dua proyek Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) di Sulawesi Selatan berkapasitas 5,5 MW dan 9 MW yang saat ini sedang menunggu perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement / PPA) dengan PT PLN (Persero) sebagai off taker

Tahun lalu, pendapatan ABM dari penjualan listrik 4,3% menjadi US$ 138,69 juta dibandingkan dengan 2013 sebesar USS 132,93 juta. Pendapatan tersebut mencapai 19,1% terhadap total pendapatan ABM sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 723,6 juta.

Pendapatan perusahaan dari penjualan listrik berasal dari jasa penyewaan mesin untuk tem­porary power yang mencapai 5.019 KWh pada tahun lain, naik 8,1% dibandingkan dengan 2013.

Berdasarkan riset terhadap laporan keuangan perusahaan, tren pendapatan segmen kelistrikan ABM Investama   menunjukkan peningkatan dalam empat tahun terakhir.

Meskipun nilai penjualan seg­men ini masih di kisaran US$ 130 jutaan, kinerja segmen usaha ketenagalistrikan sudah mulai menunjukkan tren peningkatan dalam mendukung kinerja keuang­an perseroan secara terkonsolidasi.

Pencapaian ini berbeda dengan emiten sejenis PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang mencatat penurunan pendapatan dari seg­men kelistrikan pada periode yang sama. Pendapatan Perseroan dari jasa penyedlaan tenaga uap dan listrik tercatat turun menjadi US$ 15,94 juta pada 2014 dibandingkan dengan US$ 20,75 juta pada 2013.

Di lain pihak, secara historis pendapatan usaha dari segmen usaha ketenagihstrikan Dian Swastatika menunjukkan tren turun dalam empat tahun terakhir. Perseroan mencatat pendapatan level tertinggi pada 2011 sebesar US$ 45,18 juta dan terus menurun hingga US$ 15,94 juta pada tahun lalu.

Kontribusi segmen ketenaga­listrikan saat ini tercatat 7,6% terhadap total pendapatan Dian Swastatika. Ke depan perseroan menargetkan peningkatan kontri­busi segmen usaha ketenagalistnkan hingga 15%-20% dari total pendapatan 2016.

Hemiawan Tarjouo, Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika. mengatakan peningkatan kontri­busi pendapatan segmen kelistrikan perseroan akan didorong oleh beroperasinya proyek Pembangkit Ustrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 5, yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan berkapasitas 2x150 MW.

"Untuk tahun ini, kontribusi segmen ketenagalistrikan masih relatif sama dengan 2014 karena proyek listrik baru bisa beroperasi akhir 2015," Iuta dia.

PLTU Banjarsari

Bukit Asam menargetkan segmen usaha ketenagalistrikan bisa berkontribusi 40% terhadap pen­dapatan pada akhir 2018 atau 2019, setelah beberapa proyek pembangkit yang saat ini dalam tahap pengembangan mulai beroperasi.

Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan target pendapatan segmen ketenagalistrikan didorong masuknya kapasitas listrik sebesar 1.500 MW dari proyek pembangkit yang dikembangkan perseroan. 

Saat ini, Bukit Asam mengoerasikan PLTU di Tanjung Enim berkapasitas 3x10 MW dan PLTU Pelabuhan Tarahan berkapasitas 2x8 MW yang telah mulai berope­rasi 2012-2013.

Pada tahun ini, Bukit Asam akan mendapat tambahan kapasitas dari PLTU Banjarsari berkapasitas 2x100 MW yang sudah mulai commissioning pada 2014 dan PLTU Banko Tengah berkapasitas 2x620 MW yang diestimasi akan beroperasi secaara komersial 2017,

"Untuk. PLTU Banjarsari kami targetkan bisa berkontribusi 5% terhadap pendapatan perseroan tahun ini," tandas Joko.

Pada 2014, Bukit Asam mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 13,08 triliun, naik 16,67% dibandingkan dengan pencapaian 2013 sebesar Rp 11,21 triiiun.