ABM Investama Preloader

Article

ABM Investama Dorong Kinerja Cipta Krida Bahari

Image

Indonesia Finance Today | PT ABM Investama Tbk (ABMM), emiten energi terintegrasi, memperkuat modal PT Cipta Krida Bahari, anak usaha di sektor jasa logistik dengan pemberian pinjaman senilai US$ 4,5 juta.  Achmad Ananda Djajanegara, Presiden Direktur ABM Investama, mengatakan pinjaman bagi Cipta Krida Bahari untuk modal dalam menjalankan kegiatan usaha.

 “Pinjaman tersebut untuk mendorong kinerja Cipta Krida saat ini dan masa yang akan datang,” kata dia, Kamis.

 Hingga kuartal I 2015, ABM mencatat pendapatan US$ 163,06 juta, turun 5,52% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 172,58 juta. Pendapatan dari jasa logistik dan sewa kapal tercatat sebesar US$ 20,7 juta, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 19,63 juta.

Perseroan juga mencatat rugi bersih sebesar US$ 1,01 juta pada tiga bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun 2014 yang mencatat laba bersih US$ 5,88 juta.

Manajemen ABM Investama menargetkan menyeimbangkan kontribusi pendapat dari segmen usaha kontraktor jasa dan pertambangan batu bara dan non batu bara pada tahun 2020. Untuk itu, perseroan mendorong kinerja anak usahanya diluar bisnis batu bara, yakni Cipta Kridatama dan PT Sumberdaya Sewatama di sekor ketenagalistrikan.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) nantinya akan ditopang pasokan batu bara dari tambang milik perseroan. Pembangunan konstruksi dilakukan PT Sanggar Sarana Baja, anak usaha ABM  di sektor usaha engineering, logistiknya melalui Cipta Kridatama dan operasi pembangkit diserahkan ke Sewatama.

“Nanti kami akan bentuk entitas baru di bawah Cipta Bahari untuk fokus pada logistik ritel. Cipta Bahari nanti akan fokus di logistik tambang,” ungkap Yovie Priadi, Corporate Strategy Director ABM Investama.

Saat ini dengan kontribusi batu barayang mencapai 60% hingga 70%, pendapatan ABM Investama sangat tergantung dengan volatilitas harga batu bara.

Yovie mengatakan fluktuasi harga komoditas tambang memberikan dorongan bagi perseran untuk meningkatkan segmen usaha perseroan lainnya, khususnya segmen ketenagalistrikan.

Pengembangan ketenagalistrikan dilakukan melalui dua strategi, yaitu organik dan anorganik. Dalam strategi organik, ABM aka melakukan pengembangan-pengembangan pembangkit listrik yag dimiliki saat ii sehigga kapasitasnya bertambah.

Dari strategi anorganik, perseroan akan membuka peluang untuk mengakuisisi pembangkit-pembangkit listrik, baik di dalam maupun luar negri. Namun demikian, perseroan akan lebih fokus untuk akuisisi pembangkit dari gas mapun mini hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro/PLTMH)

“Target kami ke depan segmen ketengalistikan mampu berkontribusi 30%-35% secara bertahap, kecuali juika kami melakukan akuisis,” ungkap Yovie.

Saat ini, ABM mengembangkan PLTMH berkapasitas 15 MW di Sulawesi Selatan dengan ilai investasi mencapai US$ 2,5 juta- US$ 3 jutaper MW. Rencana proyek ini akan dikembangkan hingga 50 MW.

ABM juga mengembangkan PLTU 2x20 MW dengan nilai investasi US$1,5 juta-1,7 juta per MW dan PLTU di Nangroe Aceh Darussalam berkapasitas 100-200 MW dengan nilai investasi antara US$1,2 juta-1,5 juta per MW.