ABM Investama Preloader

Article

Sewatama dan CAT akan Bangun Tiga Pembangkit Listrik Hybrid

Image

mediaindonesia.com | PT Sumberdaya Sewatama dengan Caterpillar Inc siap membangun tiga pilot project pembangkit listrik bertenaga hybrid atau hybrid microgrid di Indonesia. Pilot project dilakukan dua perusahaan tersebut untuk mensosialisasikan penggunaan pembangkit listrik hybrid kepada pemerintah, PT PLN (persero), dan industri. Tiga lokasi pilot project tersebut ialah Nusa Penida di Bali, Bima di Nusa Tenggara Barat, dan Sumba di Nusa Tenggara Timur. Total pembangkit yang mereka siapkan mencapai 18 megawatt (mw).

Chief of Growth Officer PT Sumberdaya Sewatama Edi Prayitno Hirsam mengatakan kombinasi untuk pembangkit listrik hybrid yang siap dibangun akan menggunakan disel dan solar panel (solar PV). "Kita usulkan beberapa lokasi. Tapi nanti tergantung situasi di sana bagaimana diesel dan potensi mataharinya," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/8).

Dia berharap pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa mengabulkan wacana pilot project tersebut. Yang ia harap dalam jangka pendek ini ialah perizinan dari pemerintah daerah untuk bisa menggunakan lokasi-lokasi pilot project tersebut. Jika dikabulkan, dia optimistis tahun ini seluruh pilot project bisa dimulai. "Memang kita belum punya lokasi pasti dimana akan membangun. Makanya butuh persetujuan bersama dengan pemerintah," tandas Edi. Apalagi, lanjut dia, di Indonesia juga belum ada payung hukum untuk tarif pembelian listrik oleh PLN dari pembangkit listrik bertenaga hybrid. ”Dalam bentuk hybrid kita masih cari payung seperti apa nih. Apakah akan terpisah-pisah tarifnya," lanjut Edi.

Di kesempatan yang sama, Microgrid Comercial Manager Electric Power Division Caterpillar Inc Rob Schueffner menjelaskan dengan penggunaan pembangkit hybrid, ketergantungan akan diesel bisa dikurangi hingga 20%-50%. Meski biaya investasinya lebih besar ketimbang membangun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), biaya operasi PLTD diklaimnya jauh lebih mahal ketimbang pembangkit hybrid. "Hybrid microgrid juga lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan diesel," ucapnya.

Ia mencetuskan biaya investasi pembangkit hybrid per megawatt bisa mencapai US$1,5 juta - US$2 juta. "Itu sudah termasuk baterai, solar panel, lahan, dan semuanya. Tapi itu tergantung letak pembangkitnya. Di pegunungan dan di lapangan terbuka akan berbeda nilai investasinya," jelasnya. Membangun pembangkitnya pun dikatakan Rob tidak akan memakan waktu lama layaknya membangun pembangkit listrik lain yang bisa menghabiskan waktu 2 tahun untuk studi saja. "Yang lain bisa sampai 10 tahun. Tapi ini hanya membutuhkan 6-8 bulan saja pemasangan. Untuk teknologi, kita siap untuk pilot project," imbuhnya. (Q-1)